Jumat, 09 Juni 2017

Pilihan Allah atau Pilihan kita?

Allah punya banyak jawaban untuk setiap doa, yaitu "iya. Aku berikan sekarang"," iya. Tapi nanti","iya. Tapi dengan yang lebih baik" ud'uni astajib lakum yang artinya berdoalah kepadaKu (Allah lho yang bilang bukan gua) niscaya akan aku perkenankan/kabulkan. Kadang kadang suka ada kasus gini " aku kan minta A tapi dikasih B sama Allah (auto ndumel ngga jelas)..." akhirnya malah jadi berburuk sangka dan ini ngga baik buat kesehatan iman. Bukannya Allah jahat atau ngga sayang, justru Allah selalu ngasih yang terbaik buat hambaNya kok, cuma jalurnya mungkin agak berliku campur berbatu dan caraNya ngga pernah kita duga sebelumnya.
Pasti semua pernah merancang impian kan? Apa yang pengen dicapai selama hidup." Aku pengen kerja di pertamina,"," aku pengen kuliah di UGM,"," aku pengen jadi dokter," ngapain hidup juga kalau cuma planga plongo duduk diam ga bergerak? Cuma nunggu waktu dipanggil pulang-inalillahi-. Jangan langsung berburuk sangka kenapa Allah ngasih yang berbeda dari impian rancangan kita, boleh jadi pilihan Allah adalah yang terbaik dan kita bisa ambil hikmahnya tapi bukan langsung saat itu juga, nanti begitu ngejalaninnya suka "ooh gini ya ternyata Allah milihin ini buatku,".
Sekarang gua-dan seluruh anak SMA/MA/SMK di Indonesia- kembali digantung untuk yang kedua kalinya sama panitia SBMPTN, digantung itu ngga enak sumpah-ngehe-. Untuk pilihan SBMPTN kemarin, gua milih 1) FMIPA ITB 2) Ilmu dan Teknologi Kelautan IPB 3) Fisika Universitas Brawijaya karena cita cita gua kepengen jadi manusia yang mainnya di dunia fisika atau kelautan, tinggal nunggu mana yang terbaik menurut Allah, entah itu salah satunya atau kampus lain diluar itu atau nunggu tahun depan. TAPI jujur aja kalau ngga lulus PTN tahun ini gua pengen ngulang tahun depan-meski akses izin orang tua kayaknya agak susah-, baru baru ini juga gua tau ilmu dan teknologi kelautan beda sama teknik kelautan, ITK ini mirip mirip oseanografi tentang cara melestarikan laut, lingkungan laut, dan syaratnyaa... harus bisa berenang, yassalam gua salah pilih, renang cuma bisa gaya batu. Pliis jangan kayak gua yang begitu terburu buru, tentukan pilihan kalian sematang matangnya sebelum meenyeesaal.
Selain itu, rasanya gua belajar juga belum maksimal, sebenarnya udah mulai dari tahun lalu tapi you know lah anak SMA masih suka haha hihi dan jadilah jam belajar SBMPTN gua berantakan dan frekuensi haha hihi >>> belajar. Karena belajar yang belum maksimal ini juga akhirnya pupus harapan gua milih FTSL ITB dan teknik kelautan ITS sebagai pilihan SBMPTN gua, dijamin megap megap pastinya 2 ITB dan 1 ITS.
Hidup ngga ada yang mulus semulus jalan tol, tinggal luruuus aja sampai tujuan, statis banget hidupnya kalau gitu ngga greget ah. Kemarin gua ditolak SNMPTN ITB-ngga tau diri anjir- gua hanya tersenyum (senyum sakit hati tapi)," yaudahlah ya. Daripada ngga bertindak ntar malah diambil orang rezeki SNMPTN-nya," rezeki who knows? Minimal udah berani maju selangkah keluar dari zona nyaman, mungkin Allah punya rencana lain yang lebih bagus diluar perkiraan gua.
Dan H-1 SBMPTN, ini adalah hari paling nohok buat gua, semangat SBMPTN gua dipatahin sama papa. Gua diomelin karena gua kekeuh milih ITB padahal udah ditolak dan belajar gua kurang jor joran-bukan berarti ga belajar sama sekali-. Gua hanya bisa ngelap mata diam diam, yang gua yakini pasti waktu itu adalah gua udah belajar dan gara gara itu siang jadi malam dan malam jadi siang, imbasnya jam tidur gua berantakan sampai hari ini. Dan gua juga udah berdoa, pola doa gua adalah kasih yang terbaik entah itu ITB, IPB, atau UniBraw. Satu ayat yang menenangkan gua saat itu adalah 'laa tahzan, innallaha maana' jangan bersedih sesungguhnya Allah bersama kita. Sebanyak apapun rintangan yang menghalang di depan tabrak aja dengan penuh keyakinan, nanti juga minggir sendiri. FYI aja Universitas Brawijaya adalah kampus rekomendasi papa gua dan gua disaranin milih kimia atau teknik kimia karena latar papa kimia juga, tapi gua tolak dan banting ke fisika, nilai kimia juga doremi-ngga malu kali ya-.
Tapi kita juga bisa bikin pilihan kita adalah pilihan terbaik Allah juga. Caranya? Action and pray must be balance. Misalkan tahun depan gua ikut SBMPTN lagi dengan pilihan 1) FTSL ITB 2) FMIPA ITB 3) Teknik Kelautan ITS. Tau belajarnya harus kayak apa, strategi barunya kayak apa, harus lebih jor joran, dan doanya juga ngga kalah jor joran. Istilahnya kayak kita meyakinkan dan membuktikan diri sama Allah kita pantas mendapatkan itu (kek jodoh gitu~), atau kayak misalkan mau uang jajan tambahan tapi syaratnya harus rajin bersih bersih rumah tapi lu-nya ngga bersih bersih sama aja ngga ditambahin uang jajannya meski mintanya jor joran. Insyaallah kalau doa dan perbuatannya udah seimbang nanti dikasih sama Allah, dengan cara yang keren dan waktu yang tepat juga.
Jangan pernah lewati setiap kesempatan yang ada, boleh jadi kesempatan itu ngga datang 2 kali tapi percayalah selalu ada banyak kesempatan dalam hidup ini, boleh dong dicoba daripada dilewatin.
Setiap pilihan dan rencana memang di tangan kita, Allah bebaskan kita memilih, tapi jangan mentang mentang kita yang nentuin Allah malah dilupain. Ga harus tentang milih kuliah tapi di segala bidang kehidupan, kasus gua di atas hanya contoh kecil aja. Karena pada dasarnya di persimpangan jalan yang akan kita tuju selalu ada pilihan ke banyak arah yang berbeda, kita juga perlu meminta petunjuk Allah untuk diberikan yang terbaik.